Dengar Lagu Indonesia Raya, Prabowo Langsung Hormat
VIVAnews - Sejumlah purnawirawan jenderal menyatakan dukungan pada Prabowo Subianto Djojohadikusumo sebagai calon presiden. Prabowo dianggap memiliki jiwa patriotik, pantang menyerah dan memiliki perhatian yang tinggi pada bawahan.
Hal itu disampaikan mantan Kasum TNI Letnan Jenderal TNI (Purn) Suryo Prabowo, dan mantan Asintel Pangkostrad, Mayor Jenderal TNI (Purn) Djoko Susilo dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews, Kamis 22 Mei 2014.
Jiwa patriotik Prabowo membuatnya kagum. Kata Suryo, hati dan isi kepala Prabowo hanya ada Indonesia.
"Saya kaget dan terkesima, tiap kali mendengar lagu Indonesia Raya, Prabowo langsung berdiri sigap mengambil sikap sempurna," kata Suryo yang memegang bintang Adhimakayasa Akademi Militer tahun 1976.
Sikap Prabowo itu mengingatkan Suryo pada pasukan Jepang yang selalu hening dan hormat jika lagu kebangsaan mereka, Kimigayo, dinyanyikan walaupun oleh seorang anak kecil.
Selain itu, kata Suryo, Prabowo juga tipikal orang yang pantang menyerah. Mental pantang menyerah itu tercermin dalam berbagai prestasi yang diraihnya. Salah satunya saat menaklukkan Gunung Everest.
"Dengan tekad yang kuat pada tahun 1997 Tim Nasional Indonesia terdiri dari Kopassus, Wanadri, FPTI dan Mapala UI yang diprakarsai Prabowo berhasil mengibarkan merah putih di puncak Gunung Everest," katanya.
Selain itu, kata Suryo, Prabowo pun dikenal rekan-rekannya sebagai pemimpin yang sangat perhatian pada kesejahteraan prajuritnya. Prabowo memiliki jiwa sosial yang tinggi. Menurut Suryo, hal ini mungkin tidak banyak diketahui orang, tapi setiap prajurit yang pernah dipimpinnya pasti merasakan hal itu.
"Hingga saat ini banyak prajurit mantan anak buahnya, terutama yang cacat karena membela merah putih, sampai sekarang dibantu dan bekerja di perusahaannya," ujar Suryo.
Djoko Susilo mengatakan hal senada. Kata Djoko, Prabowo yang dikenalnya bukan tipikal orang yang mudah digertak.
Saat menjadi Komandan Kopassus, Prabowo pernah memimpin langsung operasi pembebasan sandera Mapenduma, di Papua. Saat itu diplomasi pembebasan sandera berlangsung alot dan menemui jalan buntu. Tidak jarang penyandera yang berada di atas angin menggertak.
"Akhirnya operasi tersebut berhasil menyelamatkan nyawa 10 peneliti Ekspedisi Lorentz 95. Tujuh orang di antaranya peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman. Di kalangan pasukan elit dunia, nama Kopassus menjadi sangat harum dan disegani," kenangnya.
Menurutnya, jiwa patriotik dan pantang menyerah Prabowo tersebut juga terbukti dengan sejumlah prestasi yang diraihnya. Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI), Prabowo berhasil membawa IPSI mendapat gelar juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingan pada SEA Games tahun 2011 di Jakarta.
"Mungkin kalau Prabowo tidak berjiwa patriotik, pantang menyerah dan gampang digertak, dia sudah tenggelam sejak tahun 1998," kata Djoko.
Djoko mengatakan, peristiwa 1998 bukan saja menjadi trauma bagi bangsa, tapi juga menjadi catatan hitam untuk Prabowo.
"Orang yang sudah terbukti mewakafkan jiwa dan raganya untuk NKRI seperti dilupakan begitu saja oleh sejarah. Jiwa patriotik, pantang menyerah dan tidak mudah digertak ini yang saya fikir selalu memanggil Prabowo. Karena pernah menghilang dari peredaran pentas nasional, sampai saat ini banyak orang tidak mengetahui sisi perjuangan Prabowo," jelasnya.
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sudah mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pasangan tersebut diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang (PBB). (umi)
0 komentar :
Posting Komentar
Untuk Pemuda/i Seluruh Daerah di Indonesia, Kami Team Relawan Pemenangan Capres Prabowo Subianto - Wapres Hatta Rajasa mengajak bergabung ke dalam Patriot Indonesia Raya (PATRIA) "BERJUANG UNTUK INDONESIA RAYA"