Rabu, 25 Juni 2014

RumahCSR, Jakarta - Program energi terbarukan atau alternatif lewat bahan bakar bioetanol dari nira aren jadi salah satu visi misi energi dari calon presiden Prabowo Subianto. Bila program berjalan, petani aren bisa menghasilkan Rp 4 juta/bulan.

Penasihat Energi Terbarukan Partai Gerindra, yang juga Ketua Yayasan Masarang yait Willie Smits mengatakan, pemberdayaan aren untuk bahan dasar energi dapat mengembalikan bangsa Indonesia sebagai bangsa petani.

Smits menyebutkan, hanya dengan melakukan penyadapan nira dari 8 pohon aren saja, seorang petani bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 4 juta per bulan. Srtinya sudah jauh dari upah minimum Provinsi DKI Jakarta Rp 2,4 juta per bulan.

"Kalau mereka (petani aren) menyadap 8 pohon saja, mereka sudah bisa mengantongi Rp 136.000 per hari. Kalau 30 hari bisa Rp 4 juta per bulan," kata Smits kepada detikFinance, di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (2/6/2014).

Padahal, angka tersebut baru dihitung untuk harga beli terendah nira yang dipatok Rp 1.000 per liter.

"Kalau kita hitung sekarang yang dibayar itu taruhlah 1 liter nira dibayar Rp 1.000 saja, padahal itu sudah harga minimum, sedangkan rata-rata pohon di Minahasa dan Tapanuli Selatan bisa 17 liter per hari. Berarti 1 pohon bisa Rp 17.000 per hari," papar dia.

Smits mengatakan, pada kualitas yang lebih tinggi, nira aren dapat dihargai lebih tinggi, sehingga pendapatan petani bisa melebihi gaji seorang wali kota. Ini seperti yang dialami petani aren di Tomohon yang bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 36 juta per bulan.

"Ini memang petani yang di Tomohon mereka bisa sampai Rp 1,2 juta per hari, berarti 1 bulan bisa Rp 36 juta, artinya seorang petani udah bisa bangun rumah dengan gaji lebih tinggi daripada wali kota. Tapi di Tomohon bayarnya lebih tinggi per liternya," tandasnya.

Selain menjanjikan prospek usaha yang besar, pengembangan nira aren sendiri juga dapat menyerap jumlah tenaga kerja yang sangat besar.

"Satu hektar saja bisa menyerap sampai 5 tenaga kerja. Seperti di Jawa, di mana masyarakat memiliki rata-rata hanya memiliki 3.000 meter persegi tanah, sudah lebih dari cukup. Itu sudah bisa dua keluarga bisa hidup lebih dari cukup, hidup layak dari tanah segitu," kata Smits.

Pada kesempatan itu Smits mengatakan, permasalahan sempitnya lahan pertanian tidak akan menjadi kendala pengembangan tanaman aren.

"Enaknya, aren itu bisa timbuh di lereng yang paling terjal di antara lahan-lahan yang sering longsor, itu malah jadi lahan yang cocok untuk aren. Berarti tidak ada kompetisi dengan lahan pertanian," ujar Smits.

Dengan kondisi pemanfaatan lahan tersebut, menurut Smits justru akan semakin meningkatkan produktivitas lahan-lahan kosong yang selama ini dihindari karena konturnya yang terjal. Sementara lahan pertanian di lahan datar tetap dapat berproduksi.

"Dia (pohon aren) justru menambah lapangan kerja, mengamankan air untuk daerah pertanian di bawahnya. Produktivitas aren di lereng lebih tinggi dibandingkan di lahan datar biasa," tutur dia.

Sayangnya, agar dapat dimanfaatkan secara optimal, pohon aren membutuhkan waktu yang cukup panjang yakni sekitar 5 hingga 7 tahun, dari mulai penanaman hingga dapat disadap dengan produktifitas optimum.

"Tergantung juga ketinggian di atas permukaan laut. Kalau dekat laut lebih cepat, kalau kita juga memberi cahaya yang banyak dengan kondisi tanahnya baik, 5 tahun dia sudah bisa hasilkan keluar tangkai yang bisa di sadap (diambil getahnya) tapi lebih baik tunggu sampai umur tujuh tahun sampai daun lebih banyak dan lebih besar. Karena daun kan adalah pabrik gulanya, jadi produksi pohon yang 7 tahun bisa 4 kali lebih besar daripada pohon yang berumur 5 tahun," papar dia.

Namun demikian, Smits mengkalaim pihaknya telah memiliki solusi dari permasalahan tersebut yakni dengan melakukan kombinasi produksi bioetanol yang diproduksi dari pohon singkong.

"Makanya keuntungan kita adalah bahwa aren sudah tumbuh di mana-mana dan kita juga bikin sistim kombinasi dengan singkong. Singkong ini juga bisa jadi etanol langsung. Jadi dengan reboisasi mulai dari 1/2 tahun pertama sudah bisa dihasilkan etanol. Jadi 6 bulan nggak lama itu," tandasnya.

Sumber : Detik.com
Published on Wednesday, 04 June 2014 14:18

0 komentar :

Posting Komentar

Untuk Pemuda/i Seluruh Daerah di Indonesia, Kami Team Relawan Pemenangan Capres Prabowo Subianto - Wapres Hatta Rajasa mengajak bergabung ke dalam Patriot Indonesia Raya (PATRIA) "BERJUANG UNTUK INDONESIA RAYA"